CIANJUR, [KC].- Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur hingga Mei 2015 sudah tembus diangka 500 orang lebih. Kurun waktu lima bulan terakhir, setidaknya 20 orang terjangkit penyakit yang mematikan itu. Dari jumlah tersebut kebanyakan ibu rumah tangga (IRT).
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Cianjur, H. Hilman mengatakan, temuan baru 20 warga Cianjur yang terjangkit HIV/AIDS tersebut berasal dari kalangan campuran seperti ibu rumah tangga dan populasi kusus (wanita pekerja skes, waria, lelaki suka lelaki dan pelanggan). "Untuk IRT mereka tertular dari suaminya dan tidak menyadari sebelumnya kalau suaminya itu telah terkena HIV/AIDS," tegas Hilman.
Dari temuan baru penderita HIV/AIDS berasal dari wilayah Cianjur, Cipanas dan Pacet. Para penderita kebanyakan tertular akibat hubungan seksual. "Kalau wilayah selatan sebaranya relatif sedikit, kebanyakan di wilayah utara," katanya.
Pihak KPA Kabupaten Cianjur kata Hilman, terus berupaya menekan penyebaran HIV/AIDS. Salah satunya menjalin kerjasama dengan PKBI (Persatuan Keluarga Berencana Indonesia) yang bertugas sebagai penjangkau. "Terus dilakukan pembinaan kepada penderita, agar tidak menyebarkan penyakitnya ke orang lain. Seperti di ingatkan waktunya berobat, minum obat, yang sudah minum obat, yang waktunya belum cek kesehatan, manfaatkan layanan kesehatan," paparnya.
Diakuinya, dari jumlah temuan yang ada, penyeberan HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur cenderung meningkat setiap tahunnya. Kondisi tersebut akan terus berlanjut, kecuali sampai pada titik klimak dimana para penderita tidak menyebarkan virus yang dideritanya kepada orang lain.
"Selagi penderita masih menyebarkan ke orang lain akan terus meningkat penderita HIV/AIDS itu. Kecuali mereka sudah sadar dan taat tidak lagi menyebarkan penyakitnya. Lambat laun akan turun, karena meninggal dunia," tegas Hilman.
Dalam kurun waktu lima taun terakhir saja, kata Hilman sudah terdapat sekitar 30 penderita HIV/AIDS yang meninggal dunia. Mereka yang ada saat ini yang bisa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), cukup asupan giji, istirahat, serta ikut layanan kesehatan geratis.
"Yang bertahan hidup sampai saat ini mereka yang taat dan patuh terhadap PHBS. Kita berharap penularan HIV/AIDS di Cianjur ini bisa ditekan semaksimal mungkin. Perlu peran serta seluruh lapisan masyarakat Cianjur untuk mewujudkannya," harapnya. [KC-02]**
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.