“Alhamdulillah, Pak, saya sekarang punya kaki seperti orang lain. Kegiatan sehari-hari saya bisa singset (lincah - red). Bahkan tiap Minggu sore saya bermain futsal di kampung saya bersama anak-anak di sana,” tutur Endang, saat ia berkunjung ke sekretariat LKNU, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jebrod, Cianjur, Rabu (20/5). Sejak dipasangi kaki palsu tiga bulan lalu, memang Endang sesekali mengunjungi sekretariat LKNU.
Keinginan memiliki kaki palsu ini sebenarnya didambakan Endang sejak bocah. Maklum ia kerap diledek teman-temannya. Tapi, untuk mendapatkannya bukan perkara mudah, sehubungan harganya mahal, Rp 3 juta – Rp 4 juta/sebelah kaki. Sedangkan ia dari keluarga miskin. Al hasil, puluhan tahun berlalu, sebelum dibantu LKNU, mendapatkan kaki palsu hanya angan-angan.
LKNU yang diketuai dr. Mien Suranto, sejak dua tahun lalu membuka pelayanan kesehatan cuma-cuma bagi masyarakat miskin. Bagi penyandang disable, hernia (turun berok), katarak, pemeriksaan mata, bibir sumbing, dan jenis pelayanan kesehatan lainnya, LKNU berupaya membantunya. “Hanya memediasi atau menjembatani saja,” kata Ketua LKNU, dr. Mien, pada kesempatan terpisah.
Sedangkan pelaksananya untuk pemenuhan kaki dan tangan palsu dari Yayasan Peduli Tuna Daksa Jakarta, Hernia dan santunan kursi roda dari Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI), operasi Katarak RS Mata Cicendo Bandung, Bibir Sumbing dari Jalinan Kasih RCTI (RS Sariningsih Bandung), pemberian santunan penderita kanker/tumor dan penderita pembesaran kepala (hydrocephalus) dari Yayasan Kanker Indonesia.
Bagi warga miskin yang membutuhkan pelayanan, LKNU setiap hari membuka pendaftaran, kecuali hari libur, dengan persyaratan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Jika memenuhi persyaratan LKNU akan memboyong pasien untuk ditangani lebih lanjut, kemudian memulangkan ke kampung halamannya setelah ditangani. “Untuk operasionalnya kami tanggung sendiri,” sebut Sekretaris LKNU Cianjur, Elis Suryani, di ruang kerjanya, seraya menjelaskan bahwa pada 18 Mei lalu dilaksanakan pemeriksaan kesehatan operasi katarak di RS Mata Cicendo Bandung yang akan dilanjutkan operasi 23 Mei mendatang.
Menurut Penasihat LKNU, dr. Suranto, sebesar apapun yang didarmabaktikan LKNU diharapkannya memberikan manfaat, paling tidak bisa mengurangi beban warga miskin penyandang penyakit tertentu. Oleh karena itulah ia berharap pula partisipasi masyarakat dalam bentuk penyampaian informasi tentang peran LKNU kepada warga yang membutuhkannya. [KC.10]***
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.