Karena paradigma sakit ini masih kuat di masyarakat, kepanjangan puskesmas pun dipelesetkan menjadi ‘pusat kesakitan masyarakat”, sekaitan hanya orang sakit lah yang mendatangi puskesmas. “Ini urusan paradigma atau cara berpikir, dan tentunya memerlukan penanganan kompleks dan membutuhkan waktu panjang untuk mengubahnya,” sebut Wakil Bupati Cianjur, Suranto, saat kunjungan kerja ke Puskesmas Cidaun, Jum’at (15/5).
Sebab, lanjutnya, bukan saja di pedesaan, di perkotaan pun paradigma sakit ini relatif kuat. Karena urusan cara berpikir masyarakat ini berkaitan pula dengan tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat, yang ujung-ujungnya pun harus dibarengi ketersediaan sarana layanan kesehatan, sakaligus sumber daya manusia (sdm) memadai. Kalau saja paradigma masyarakat menjadi paradigma sehat, didukung sarana kesehatan dan sdm memadai, diyakini Suranto, indeks pembangunan manusia (IPM) sektor kesehatan Cianjur meningkat tajam.
Memang, disamping urusan paradigma masyarakat, sarana yang dimiliki puskesmas di Cianjur sendiri masih digayuti kekurangan dalam mendongkrak IPM sektor kesehatan. Penambahan sarana dan prasarana kesehatan masih perlu dilakukan, agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal. “Siapapun yang menjadi bupati Cianjur nanti, urusan sarana puskesmas harus diperhatikan, agar IPM sektor kesehatan meningkat,” ucap Suranto, yang mencalonkan diri sebagai Bupati Cianjur periode 2016-2021.
Usai mengunjungi puskesmas, orang “nomor dua” di Cianjur ini pun melanjutkan kunjungannya ke kantor Desa Cidamar, kecamatan yang sama. Kepada aparat desa ia meminta untuk meningkatkan kinerja, agar masyarakat bisa menikmati pelayanan yang maksimal. “Tingkat kepuasan masyarakat ini menjadi barometer utama kinerja aparat,” tandasnya yang diamini semua aparat desa yang hadir di sana. [KC.10/SMC]***
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.