Banyak kasus terjadi, remaja yang semula nyantri, pintar, rajin sekolah, taat kepada orangtua, dan sebagainya, akhirnya berperilaku buruk gara-gara kecanduan narkoba. Bahkan tidak sedikit pemuda yang semula diandalkan akhirnya menjadi gila akibat narkoba. “Intinya mengonsumsi narkoba menuai penyesalan,” kata Wakil Bupati Cianjur, Suranto, pada lounching program “Rehabilitasi 100.000 Pengguna Narkoba” yang digelar Badan Narkotika Nasional (BNN) Kab. Cianjur, di halaman BNN, Jl. KH. Abdullah bin Nuh, Minggu (14/6).
Di tanah air peredaran narkoba telah berstatus darurat atau amat memprihatinkan. Sebab negara industri narkoba, seperti Kuba dan Nigeria menganggap Indonesia pasar yang menggiurkan. Saking menggiurkannya negara lain akan terus mencari cara agar lolos menyelundupkan narkoba ke negara Indonesia.
Akibatnya di tanah air banyak penyalahguna narkoba yang menurut catatan mencapai 4 juta lebih. Jumlah ini tentu diantaranya ada di Cianjur dan menjadi tanggungjawab semua pihak untuk mengatasinya. Program “Rahabilitasi 100.000 Pengguna Narkoba” yang dilakukan BNN dalam rangka memperingati Hari Anti Narkoba (HAN) diharapkan Suranto bisa menyadarkan pecandu narkoba.Kota Cianjur, sebut Suranto, salah satu kota rawan narkoba, sehubungan lokasinya berada pada lintasan kota besar Jakarta – Bandung. Terbongkarnya gudang ganja beberapa waktu lalu di Karangtengah, menunjukan bahwa Cianjur harus waspada terhadap narkoba. Begitu pun menyangkut penggunanya, jangan dianggap enteng. Banyak kasus kriminal, seperti perkosaan yang terjadi lantaran dipicu narkoba.
Tapi tentunya, tidak saja BNN, polisi atau pemkab saja yang bertanggungjawab agar masyarakat terhindar dari narkoba. Semua pihak, mulai dari keluarga, sekolah, tokoh masyarakat, tokoh agama harus bertanggungjawab pula. Deteksilah, imbau Suranto, segala kemungkinan yang mengarah pada penyalahgunaan narkoba, agar bisa secepatnya diatasi. [KC.10]**
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.