CIANJUR, [KC],- Fluktuasi perdagangan belakangan ini kian tidak terkendali. Harga daging sapi meroket, harga cabe naik, pun harga beras meninggi, termasuk sejumlah komodoitas pangan lainnya. Bahkan harga daging sapi ini dikenal sebagai harga daging tertinggi di dunia, mencapai Rp 100 ribuan/kg. Kondisi seperti ini tentu mengkhawatirkan, sebab di pihak lain daya beli masyarakat cenderung menurun.
Pada kondisi seperti inilah Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kab. Cianjur memiliki peranan penting. Dinas ini bisa melakukan ragam ikhtiar untuk mengelola tata niaga sembako agar tidak terlalu membebani para pedagang yang ujung-ujungnya memberatkan konsumen atau masyarakat. Walaupun memang, sebut Wakil Bupati Cianjur Suranto, fluktuasi harga di Cianjur berkaitan dengan fluktuasi harga di tingkat nasional.
“Disperindag tidak bisa menstabilkan harga secara sendirian, karena fluktuasi harga berkaitan dengan tingkat suplay atau pemasokan di tingkat nasional, termasuk kebijakan pemerintah pusat. Tetapi tetap saja harus berikhtiar agar fluktuasi harga tidak terlalu memberatkan pelaku usaha yang ujung-ujungnya membebani masyarakat,” kata Suranto, pada apel pagi di disperindag, Jl. Aria Wiratanudatar, Senin (10/8).
Tentu, tutur Suranto, peranan disperindag tidak sekadar di saat-saat fluktuasi harga kritis. Dinas ini harus berperan maksimal di banyak ranah lainnya, seperti merangsang gairah pelaku usaha, menjaga stabilitas harga, mengawal tata niaga komoditas, menggali sumber komoditas baru, dan sebagainya. Inti dari ikhtiar disperindag ini menuju peningkatan pendapatan pelaku usaha yang akhirnya memicu pertumbuhan ekonomi Cianjur.
Begitu pun, lanjutnya, disperindag harus membuka peluang investasi dari luar. Berbagai cara membuka peluang investasi ini diantaranya, memperkenalkan komoditas lokal bernilai ekonomi tinggi, sekaligus mempermudah, dan mempermurah pengurusan perijinan. Iklim investasi berdayatarik tinggi diyakininya bakal mengundang para investor yang pada akhirnya membuka peluang kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat. [KC.10]**
Pada kondisi seperti inilah Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kab. Cianjur memiliki peranan penting. Dinas ini bisa melakukan ragam ikhtiar untuk mengelola tata niaga sembako agar tidak terlalu membebani para pedagang yang ujung-ujungnya memberatkan konsumen atau masyarakat. Walaupun memang, sebut Wakil Bupati Cianjur Suranto, fluktuasi harga di Cianjur berkaitan dengan fluktuasi harga di tingkat nasional.
“Disperindag tidak bisa menstabilkan harga secara sendirian, karena fluktuasi harga berkaitan dengan tingkat suplay atau pemasokan di tingkat nasional, termasuk kebijakan pemerintah pusat. Tetapi tetap saja harus berikhtiar agar fluktuasi harga tidak terlalu memberatkan pelaku usaha yang ujung-ujungnya membebani masyarakat,” kata Suranto, pada apel pagi di disperindag, Jl. Aria Wiratanudatar, Senin (10/8).
Tentu, tutur Suranto, peranan disperindag tidak sekadar di saat-saat fluktuasi harga kritis. Dinas ini harus berperan maksimal di banyak ranah lainnya, seperti merangsang gairah pelaku usaha, menjaga stabilitas harga, mengawal tata niaga komoditas, menggali sumber komoditas baru, dan sebagainya. Inti dari ikhtiar disperindag ini menuju peningkatan pendapatan pelaku usaha yang akhirnya memicu pertumbuhan ekonomi Cianjur.
Begitu pun, lanjutnya, disperindag harus membuka peluang investasi dari luar. Berbagai cara membuka peluang investasi ini diantaranya, memperkenalkan komoditas lokal bernilai ekonomi tinggi, sekaligus mempermudah, dan mempermurah pengurusan perijinan. Iklim investasi berdayatarik tinggi diyakininya bakal mengundang para investor yang pada akhirnya membuka peluang kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat. [KC.10]**
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.