"Saya sedih, ini bisa terjadi lagi. Seharusnya sekarang, pihak-pihak terkait harus melakukan langkah tegas persuasif mendidik, untuk mencegah tidak lagi ada tawuran," katanya.
Langkah tegas menurutnya, pihak terkait seperti dinas pendidikan dan kepolisian melakukan razia senjata tajam di sekolah ataupun dijalanan ketika para pelajar berkumpul. Kemudian membubarkan atau tidak membiarkan para pelajar berkumpul di jalanan setelah pulang sekolah, dan diarahkan untuk segera pulang.
Kemudian menyisir area sekolah untuk mendapatkan senjata tajam, yang disembunyikan selama jam sekolah. Langkah tegas berikutnya, dinas pendidikan juga dimungkinkan memberikan sanksi kepada kepala sekolah yang siswanya telah berulang kali melakukan tawuran.
Sementara langkah persuasif mendidik yang bisa dilakukan yaitu, memberikan konseling edukasi kepada para siswa di sekolah-sekolah. Khususnya di sekolah yang kerap tawuran. Misalnya dengan memutarkan film tentang bahaya tawuran, menjadi sahabat siswa yang mau mendengarkan masalah siswa, dan mengajak siswa-siswa untuk lomba di bidang seni seperti musik dan olahraga.
Sebab menurut Ketua Karang Taruna Cianjur ini, para pelajar adalah anak-anak muda yang sedang mencari jati diri. Dalam proses itu, mereka senang untuk berkumpul dengan kawan-kawannya.
Nah disinilah, kata Irvan, mulai masuk informasi-informasi yang bisa mempengaruhi tindakan mereka. Kalau para pelajar punya dasar agama mereka. Maka otaknya akan memfilter informasi itu. Tapi bila tidak, maka mereka akan menelan mentah-mentah, dan akibatnya ego mudanya keluar yang ingin menunjukkan kemampuannya sebagai anak muda, namun keliru. "Maka mereka mereka butuh kawan, butuh sahabat yang bisa memfilter informasi yang masuk, terutama soal kekerasan, butuh pengawasan dari orang tua dan guru" tutur Irvan.
Karena itu, Irvan menjelaskan, bila dirinya terpilih nanti. Maka selain meningkatkan sistem pendididikan dan kualitasnya, juga meningkatkan nilai-nilai keagamaan di jiwa para pelajar. Selain membuka ruang kreatifitas pelajar untuk menyalutkan hobi dan bakatnya, program Insan Rabbani Mandiri pada substansinya bagaimana mengamalkan ajaran agama pada keyakinan, pemikiran dan perilaku.
Bukan hanya sekedar mengaji atau menggunakan simbol keagamaan, tutur Irvan, tapi lebih dari itu, mengaji dan mengkaji diri sehingga perilaku kita sesuai nilai agama. "Kalau para pelajar kita bantu, kita didik dan awasi dalam sebuah program mengaji pelajar di madrasah diniyah hingga tingkat wustho atau halaqoh pelajar, yang memberitahukan soal pentingnya nilai-nilai agama dalam diri kita, maka Insya Allah tawuran akan terhindarkan," pungkasnya [KC-02/dak]**
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.