“Saya minta maaf. Saya tidak bisa berbuat banyak sebagai wakil bupati, sehingga Cianjur masuk tiga terendah di Jabar dalam indeks kepuasan publik,” kata Suranto, di rumah pribadinya, Jl. Ir. H. Juanda, Selakopi, Cianjur, Rabu (18/11).
Hasil survey Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran (Unpad) bekerjasama dengan Pusat Kajian dan Kepakaran Statistika (PK2S) FMIPA Unpad yang dirilis Pikiran Rakyat “PR” , Selasa (17/11), menyebutkan bahwa Cianjur, Kab. Sumedang dan Kota Cimahi merupakan tiga daerah dengan tingkat kepuasan masyarakat terendah. Skor Cianjur 15.21, Kab. Sumedang 10.08, dan Kota Cimahi 32.98. Sedangkan tetangga terdekat Cianjur yakni Kota Sukabumi tertinggi di Jabar dengan skor 100.00.
Kendatipun Suranto mengakui bahwa dirinya tidak bisa berbuat banyak, namun bukan harus mencari “kambing hitam” atau siapa “pendosa” yang menjadikan Cianjur terpuruk. Sebab peningkatan kepuasan publik menjadi tanggungjawab semua unsur yang terlibat dalam pemerintahan, termasuk masyarakat sendiri. Terlebih Suranto sebatas wakil bupati yang tentu kewenangannya terbatas.
Menurut Suranto, yang penting sekarang kita berpikir ke depan. Bagaimana membangun Cianjur kemudian agar terjadi perubahan. Siapapun bupatinya lima tahun ke depan, hasil pilkada 2016-2021, Cianjur harus berbenah diri agar masyarakat puas. Hasil survey yang menempatkan Cianjur menjadi tiga derah dengan tingkat kepuasan publik terendah menjadi warning atau peringatan.
“Pasangan mana pun yang menang pilkada pada 9 Desember mendatang, hasil survey itu harus menjadi peringatan. Serius membangun Cianjur demi kepuasan masyarakat, bukan demi kelompok, demi pribadi atau demi keluarga,” tegas Suranto, yang juga cabup bernomor urut 3.[KC.10/Smec]**
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.