Sejumlah petani tengah menanam padi |
Sebagaiman dilansir PR, berdasarkan data Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Cianjur, musim tanam sudah berlangsung sejak Oktober tahun lalu. Namun, karena hujan yang turun tidak merata di seluruh wilayah, maka hanya beberapa titik yang mulai menanam. Begitu pula pada November, banyak petani yang belum berani menanam.
"Musim tanam dimulai Oktober 2015 sampai Maret 2015. Tapi karena kemarin el nino, tidak ada hujan, jadi musim panam bergeser tapi ini sekarang masih musim tanam pertama. Januari ini diperkirakan puncak musim tanam," ujar Kepala Sub Bagian Program Enan Laksana Suhendar, Rabu (27/1/2016).
Di awal musim tanam, Oktober 2015, 4.524 hektar ditanam. Kemudian, luasnya meningkat pada Nomber menjadi 19.419 hektar. Musim tanam pun meluas di akhir tahun saat hujan mulai menguyur di hampir seluruh wilayah. Musim tanam di Desember ini mencapai 45.309 hektar.
Di bulan Desember, kata Enan, para petani mulai menanam padi sehingga luas tanam mulai menyebar. Tren menanam ini diyakini berlanjut dan makin meningkat di bulan ini. "Tahun lalu, sampai September, di Cianjur luas tanam 149.803 hektar. Sekarang baru 71.743 hektar, maka diprediksi sisanya bakal menanam di bulan ini," kata Enan.
Diungkapkan Enan, Cianjur sebenarnya turut dilanda el nino. Di mana sejumlah sawah mengalami kekeringan dan hujan tidak kunjung turun. Hanya saja, kekeringan tidak di seluruh wilayah sehingga tingkat produksi padi masih terjaga. Cianjur bisa memenuhi target produksi sekitar 800.000 ton, tahun lalu.
Luas tanam tertinggi terjadi di beberapa daerah, di antara di Kecamatan Cibeber, Sukaluyu, Ciranjang, Tanggeng, Pagelaran, Sindangbarang, Agrabinta dan Cidaun. Tercatat 90% lahan di daerah tersebut telah tertanami.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Rika Ida Mustikawati mengatakan, musim tanam tahun berdasarkan metegologi baru. Musim tanam tidak lagi merunut pada siklus lama, Oktober-Maret, melainkan berpegang pada kondisi cuaca.
Menurut Rika, curah hujan mengalami peningkatan pada Desember-Januari. Kondisi ini yang mempengaruhi pola tanam. Curah hujan pun diprediksi kembali meninggi pada Februari-Maret. "Februari-Maret ini intensitasnya naik lagi, ini bagus karena beberapa wilayah yang sudah menanam lebih dulu kan sudah panen. Jadi Februari-Maret ini sudah tanam lagi," kata dia.
Meskipun curah hujan mendukung, namun Rika mengingatkan para petani agar waspada terhadap hama dan objek pengganggu tanaman lain. Saat curah hujan meningkat, padi rawan terserang penyakit yang dapat menggangu produktivitas petani.
Diungkapkan Rika, ada beberapa daerah yang melapor padi terserang penyakit. Pihaknya pun, lanjut dia, untuk melakukan langkah pengendalian dan membasmi hama serta penyakit padi tersebutm "Kami sudah lakukan pengendalian penyakit blas. Pertama di Sukaluyu dan Naringgul. Monitoring terus kami lakukan sambil menunggu ada laporan," kata dia. Sebanyak 19 ton obat disiapkan dinas sebagai persiapan musim penyakit. Petani pun diimbau menanam padi yang kuat terhadap penyakit semisal padi jenis Ciherang.
Rika memastikan, Cianjur masih bisa diandalkan sebagai lumbung padi ri Jawa Barat bahkan nasional. Target yang ditetapkan tahun 2016, sebanyak 826.129 ton, diyakini bisa terlampaui. Sampai saat ini pun, kata dia, Cianjur masih surplus gabah kering pungut sebanyak 160.000 ton [KC-02/ta]**
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.