CIANJUR, [KC].- Bangsa Indonesia saat ini menghadapi ancaman beragam. Baik yang dari dalam negeri, seperti ancaman persatuan dan kesatuan hingga ancaman yang datang dari luar negeri. Kondisi ini harus disikapi dengan serius, tidak bisa dikesampingkan.
Demikian di tegaskan Menteri Pertahanan RI, Jendral (Purn) Ryamizard Ryacudu di sela menghadiri Apel Akbar Nasional Barisan Patriot Bela Negara (BPBN) di Kampung Citampela, Desa Mulyasari, Kecamtan Mande, Kabupaten Cianjur, Minggu (28/2). "Kesadaran bela negara perlu ditumbuhkembangkan lagi. Tidak bisa tidak untuk menangkal segala ancaman," kata Menhan.
Walaupun Ryamizard menyebut ancaman didepan mata terhadap negara kesatua RI, namun pihaknya menegaskan harus terlebih dahulu dipahami dan dimengerti betul adalah makna dari bela negara itu sendiri. Menurutnya, bela negara adalah tindakan mengutamakan kepentingan negara dan bangsa di atas segala-galanya. Selain itu, menjaga harga diri dan kehormatan bangsa juga menjadi yang utama.
Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 dan merupakan kewajiban warga negaranya untuk menjawab tantangan berbagai ancaman geopolitik. "Sebagai bangsa berdaulat, kita bangsa Indonesia, tidak akan pernah mengganggu kedaulatan negara lain. Akan tetapi, jangan sampai pula negara lain mengganggu kedaulatan bangsa dan tanah air kita. Ini harga mati," tegasnya.
Salah satu contoh bela negara seperti yang dilakukan negara Israel. Terlepas dari latar belakang negara yang penuh kontroversial sekalipun, negara yang penduduknya hanya sekitar tujuh juta jiwa saja itu mampu mempertahankan diri dari berbagai ancaman dan guncangan dunia. Bahkan, dengan kemampuannya, Israel bisa menjadi salah satu aktor penguasa ekonomi dunia.
"Salah satu kunci yang dilakukan tidak lain mempertahankan negaranya itu karena sikap bela negara dari penduduknya yang tetap bersatu meskipun banyak mendapat guncangan. Nah, sikap bela negaranya itu yang harus kita tiru, bukan yang lainnya," tegasnya.
Ancaman dari dalam negeri yang terus menghantui saat ini seperti narkoba musti diwasapadai karena bisa memberikan ancaman yang sangat besar. Paling tidak akibat narkoba, 50 orang meninggal setiap harinya. Selain itu, ancaman bencana alam pun dinilainya sebagai hal yang patut diwaspasai pula.
"Haram bersentuhan dengan narkoba bagi patriot bangsa. Jika ada bencana alam yang terjadi, sebagai patriot harus turun dan membantu mereka yang membutuhkan uluran tangan kita," paparnya.
Menhan menegaskan, satu ancaman nyata dalam perang modern adalah ancaman perang dengan sistem cuci otak di mana ideologi Pancasila tidak lagi dijadikan falsafah dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai luhur bangsa Indonesia itu kemudian digantikan dengan paham-paham yang sesat-menyesatkan dan lahirnya teror bagi negeri ini.
Pihaknya menyayangkan adanya generasi muda yang tertarik dan masuk ISIS dengan doktrin-doktrin yang salah dan bertopengkan agama Islam sebagai landasan perjuangannya. "Itu semua salah kaprah. Kita semua harus bertanggungjawab untuk selalu menanamkan nilai-nilai Pancasila agar paham-paham teror dari luar negeri bisa kita filter," ungkap Menhan.
ISIS kata Menhan muncul bukan berdasarkan agama, melainkan akibat konflik politik. "Itu ajarannya tidak benar, harus ditangkal. Jangan sampai terekrut oleh jaringan ISIS dengan iming-iming masuk surga. Dalam ajaran islam bunuh diri itu haram, bukan masuk surga seperti yang dijanjikan ISIS," tegasnya [KC-02/gp]**
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.