Masyarakat Desa Kertajadi dilatih teknik evakuasi oleh Tim TAGANA |
CIANJUR, [KC],- Kementerian Sosial Republik Indonesia melaui Tagana Dinas Sosial Kabupaten Cianjur membentuk Kampung Siaga Bencana (KSB) di Desa Kertajadi kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur.
Kampung Siaga Bencana (KSB) adalah model pendekatan penanggulangan bencana berbasis masyarakat untuk berubah pola pikir dan pola tindak masyarakat dalam penanggulan bencana yaitu melalui upaya mempersiapkan masyarakat agar lebih mampu mengelola kerentanan, ancaman dan resiko diwilayahnya sesuai potensi lokal melalui proses perencanaan, pengorganisasasian, penyelenggaraan dan pengendalian.
Hal ini disampaikan Direktur Bantuan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos, Rahmat Kusnadi dalam sambutannya pada kegiatan Pembukaan dan Penyuluhan Pembentukan KSB di Aula Desa Kertajadi Kecamatan Cidaun.(08/12).
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Sosial Ahmad Mutawali, Anggota DPR RI Diah Pitaloka, Kepala Seksi PSKBA Dinsos Jawa Barat, Ketua FK TAGANA Kab. Cianjur, Camat Cidaun, dan Unsur Muspika Kecamatan Cidaun dan tokoh masyarakat lainnya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur Ahmad Mutawali mengucapkan terima kasih atas dukungan Ibu Diah Pitaloka selaku Anggota DPR RI atas kesediaannya untuk menganggarkan kesiapsiagaan dan Mistigasi Bencana untuk KSB Tahun ini, selain itu saya dan masyarakat berharap mudah mudahan wilayah lain nya mendapatkan kesempatan yang sama dan khususnya pemerintah Cianjur berharap Ibu Diah Pitaloka memberikan aspirasinya dalam bentuk bantuan kendaraan mobil untuk TAGANA.
Anggota DPR RI Asal Cianjur Diah Pitaloka mengamini apa yang disampaikan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur dan akan memberikan aspirasi dalam bentuk bantuan mobil tangki air, mengingat banyak jeadian kekeringan untuk beberapa daerah di Kabupaten Cianjur khususnya di Desa Kertajadi Kec. Cidaun yang menjadi langgananan kekeringan dan kekurangan air bersih.
" Saya Insha Alloh akan mengupayakan pengadaan mobil tangki air untuk masyarakat Cianjur yang akan dikelolakan oleh Tagana Cianjur, dan ini untuk masyarakat Cianjur khususnya desa kertajadi kecamatan Cidaun menjadi prioritas" Ujar Diah.
Diah menambahkan, Pemerintah pusat untuk tahun ini akan mengucurkan dana Program Keluarga Harapan (PKH) ke Kabupaten Cianjur sebesar 300 milyar dengan 360 orang pendamping PKH, untuk itu Pemerintah Daerah wajib memperhatikan ini.
Kabupaten Cianjur menurut Indek Resiko Bencana berada di urutan pertama rawan bencana se-Indonesia dengan point dua ratus lima puluh, untuk inilah dirinya memilih Cidaun untuk lokasi kampung siaga karena kecamatan Cidaun rawan bencana seperti : banjir, longsor, dan kekeringan setiap tahun nya dan mudah mudahan dengan adanya kegiatan ini masyarakat sadar pentingnya memelihara lingkungan terutama hutam tidak di tebangi sehingga nantinya terjadi bencana alam, “pungkas” Diah.
Simulasi KSB
Setelah dilatih tentang pemahaman pengurangan resiko bencana dan penanggulangan bencana selama 3 hari (8-10/12) oleh Tim TAGANA dan beberapa nara sumber dari Dinas Sosial, PMI, BPBD, dan para praktisi lainnya, masyarakat desa kertajadi yang terdiri dari RT, RW, Karang Taruna, dan Masyarakat yang kini bernaung menjadi KSB langsung melakukan simulasi SOP Penanggulangan Bencana oleh KSB.
Simulasi Penerapan SOP Penanggulangan Bencana oleh Kampung Siaga Bencana Desa Kertajadi Kecamatan Cidaun dilaksanakan di Lapangan Desa Kertajadi, Asisten Daerah 1 Setda Kabupaten Cianjur, Asep Suparman, S.Sos, M.Si. bertindak selaku Pembina Apel Simulasi dan kesiapsiagaan. (10/12)
Dalam amanatnya Asda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Cianjur ini berharap masyarakat desa kertajadi dan KSB yang telah dibentuk dan dikukuhkan dapat mewujukan maksud dan tujuan diatas, organisasi pelaksana yang terlibat sebagai personil KSB harus mampu melakukan kolaborasi, koordinasi dan kerjasama yang baik dengan berbagai stakeholder yang terdapat dilingkungan setempat, baik unsur pemerintahan, swasta, LSM, relawan dan masyarakat pada umumnya.
Menurutnya, ada 323 kota/kabupaten di Indonesia yang memiliki indeks risiko bencana tinggi. dan Cianjur masuk di urutan pertama di Indonesia sebagai daerah rawan bencana. Untuk itu, masyarakat di Cianjur perlu pengetahuan dan keterampilan untuk dapat membantu menangani bencana. [KC.01]
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.