“Kami disini dibagi dalam 2 tim yaitu tim Pendidikan dan Psikososial, yang masing masing memiliki fokus tugas masing masing.” Ucap Azis, salah satu relawan dari UAD.
Seperti yang dijelaskan oleh Azis, tim yang terdiri dari 20 orang ini dibagi menjadi 2 tim yaitu klaster Psikososial dan klaster Pendidikan. Klaster Psikososial berfokus untuk memulihkan kondisi psikologis warga, terutama anak kecil dengan berbagai macam metode yaitu membuat ‘Tenda Ceria’, TPA, Saung Literasi, dan Senam Pagi. Sedangkan untuk klaster Pendidikan berfokus pada pendampingan kegiatan belajar mengajar di Sekolah Darurat Pasir Sarongge. Dalam membimbing anak di sekolah darurat tentunya tim relawan Psikososial mengalami banyak tantangan karena harus bisa membimbing anak secara kognitif dan psikologisnya. Tantangan lainnya yaitu kurang memadai tempat belajar mengajar, karena proses belajar mengajar berlangsung di tenda yang membuat motivasi belajar anak yang menurun dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar. Untuk meningkatkan motivasi belajar pada anak-anak, tim relawan psikososial memiliki cara tersendiri yaitu dengan menerapkan Token Ekonomi. Token Ekonomi merupakan suatu prosedur dimana anak akan diberikan beberapa token (kupon) berupa stiker bintang ketika anak tersebut memunculkan perilaku yang dikehendaki seperti kedisplinanan, kebaikan, keaktifan, dsb.
“Kami selaku tim relawan psikososial UAD berharap dengan adanya kegiatan relawan ini, kami bisa membantu warga yang terdampak bencana gempa bumi. Semoga bantuan yang kami berikan bisa meringankan beban mereka.” Ucap Novi, relawan dari UAD.
“Selama berproses disini, kami membiasakan diri terhadap ketidakpastian, sesuai dengan pesan dosen pembimbing kami sebelum penerjunan. Awalnya sangat berat, namun lama kelamaan kami menikmatinya karena respon warga yang hangat dan teman teman yang peduli satu sama lain.” Ucap Reza, relawan dari UAD. [KC.05]**
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.