BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Jumlah Korban Tewas Akibat Tanah Longsor di Ethiopia Selatan Meningkat Menjadi 229 Orang


INTERNASIONAL ~ Jumlah korban tewas akibat dua tanah longsor yang melanda Ethiopia selatan telah melonjak menjadi 229 orang. Sayangnya, jumlah ini diperkirakan dapat bertambah karena pencarian korban masih terus dilakukan. Setelah hujan lebat mengguyur wilayah tersebut, tanah longsor pertama terjadi di Zona Gofa pada Minggu (21/7/2024) malam, mengubur banyak orang.

Tragedi semakin parah ketika tanah longsor kedua menimbun para penyelamat yang sedang mencari korban pada Senin (22/7/2024) pagi. "Saya tidak tahu kapan ini akan berhenti. Kami masih terus menemukan mayat-mayat. Kami masih terus menggali," ujar Markos Melese, Kepala Badan Tanggap Bencana Nasional Ethiopia di Zona Gofa, kepada Reuters melalui sambungan telepon.

Pada Senin, seorang pejabat menyatakan bahwa setidaknya 50 orang telah meninggal dunia akibat tanah longsor tersebut, termasuk anak-anak dan petugas polisi. Rekaman yang dibagikan oleh pemerintah setempat menunjukkan orang-orang menggali mayat dengan sekop dan tangan kosong, menunjukkan betapa daruratnya situasi di lapangan.

"Jumlah korban tewas melonjak setelah orang-orang yang datang untuk menyelamatkan korban juga ikut terjebak. Ini adalah insiden yang sangat menyedihkan," kata Administrator Distrik Gofa, Misikir Mitiku. Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed, mengaku sangat sedih atas jatuhnya korban jiwa yang mengerikan. Ia menegaskan bahwa para pejabat federal telah dikerahkan untuk mengurangi dampak bencana tersebut.

Ketua Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, menyatakan solidaritasnya melalui platform media sosial X. "Kami berdiri dalam solidaritas yang kuat dengan rakyat dan Pemerintah Ethiopia ketika upaya penyelamatan terus berlanjut untuk menemukan yang hilang dan membantu mereka yang terlantar," tulisnya.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang berasal dari Ethiopia, mengatakan bahwa ia memikirkan semua keluarga yang terkena dampak longsor dan bahwa tim WHO telah dikirim untuk mendukung kebutuhan kesehatan yang mendesak. "Karena wilayah ini terus menghadapi dampak perubahan iklim yang keras, kami mendesak semua orang untuk tetap waspada dan mengikuti protokol keselamatan untuk melindungi nyawa dan mencegah tragedi lebih lanjut," kata Workneh Gebeyehu, Sekretaris Eksekutif Otoritas Antar Pemerintah untuk Pembangunan, sebuah blok regional. [KC.08]**

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.

Type above and press Enter to search.