KABARCIANJUR - Ratusan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Suryasari di Kampung Cikaret Girang, Desa Limbangansari, Kecamatan/Kabupaten Cianjur kini bisa bernafas lega. Pasalnya, setelah berbulan-bulan mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) mengampar dilantai, memasuki awal tahun ajaran baru sudah menggunakan bangku.
Hal itu berkat adanya bantuan dari salah satu sekolah swasta di Bogor yang menyumbangkan mebeler . Ditambah lagi bantuan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur yang membuat kebutuhan meja kursi untuk siswa terpenuhi.
Kepala SDN Suryasari Budi Rahmat Abdurahman didamping guru kelas Gina Fauziyah mengungkapkan, pihaknya menyampaikan ucapan terimakasih tak terhingga atas dipenuhinya kebutuhan meja kursi penunjang untuk KBM.
"Atas nama sekolah kami sampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih atas bantuan yang telah direalisasikan ke sekolah kami. Memang kebutuhan yang mendesak untuk sarana KBM, dan alhamdulillah saat memasuki awal tahun pembelajaran semester genap ini sudah terpenuhi," kata Budi Rahmat, Senin (6/1/2025).
Menurut Budi, bantuan meja kursi atau mebeler tersebut berjumlah 100 unit dari salah satu sekolah swasta di Bogor. Sisanya dari pemerintah daerah melalui Disdikpora Cianjur.
"Sebelumnya sekolah kami itu memliki siswa sekitar 140 dari enam kelas hanya yang ada mebeler atau meja kursi itu untuk kelas I saja. Adanya bantuan dari sekolah swasta dan Disdikpora itu semuanya kelas sudah terpenuhi. Kegiatan belajar yang tadinya di lantai atau ngampar sekarang sudah dilakukan diatas meja dan kursi," katanya.
Sebagaimana diketahui, siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Suryasari, Kampung Cikaret Girang, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) tanpa meja dan kursi. Mereka belajar sambil ngampar dilantai tanpa alas kaki.
Kepala SDN Suryasari, Budi Rahmat Abdurahman didamping guru kelas Gina Fauziyah mengakui kegiatan belajar dilantai tanpa alas sudah berlangsung sejak Desember 2023 hingga sekarang. Kondisi tersebut dilakukan karena akibatnya belum memiliki mebeler.
"Kondisi KBM ini memang sudah lumayan lama, sejak bangunan kelasnya selesai diperbaiki pada Desember 2023 silam. Tadinya belajar di musala dengan sistem bergantian. Begitu selesai pembangunan, kita pindahkan belajarnya, tapi yaitu masih harus ngampar, karena belum adanya mebeler meja dan kursi," kata Budi.
Diakuinya, semenjak belajar ngampar tanpa alas, para siswa sering mengeluh merasa pegal-pegal dan kesemutan. "Kalau secara umum memang tidak ada keluhan hingga sakit misalnya. Mereka (siswa, red) hanya sering merasa pegal-pegal dan kesemutan. Itu masih sebatas wajar, karena belajarnya sambil duduk dilantai," katanya.
Dengan kondisi yang ada, proses KBM masih tetap berlangsung seperti biasa. Tanpa ada hambatan yang berarti. Hanya faktor kenyamanan yang tidak didapat oleh para siswa.
“Kalau KBM seperti biasa, kita berusaha semaksimal mungkin. Masuk kelas seperti biasa, begitu juga pulangnya. Tidak ada kendala, hanya mungkin faktor kenyamanan yang belum didapat para siswa,” jelasnya.
Saat ini kata Budi, baru memiliki meja kursi untuk siswa kelas I. Itupun berasal dari inisiatifnya untuk menganggarkan dari Bantuan Operasional Sekolash (BOS). “Kita ihtiar saja, nyicil belanja dari dana BOS. Kemapuannya baru untuk kelas I, Insya Allah secara bertahap,” tegasnya.
Dia juga mengaku sudah berupaya untuk mengajukan bantuan melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) dan dari CSR (corporate social responsiveness). Namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda turunya bantuan tersebut. [KC.02]***
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.