KABAR CIANJUR - Kementerian Kebudayaan (Kemenkebud) terus mendorong riset terkait situs megalitik Gunung Padang yang berlokasi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menegaskan bahwa situs tersebut masih menjadi misteri besar yang perlu dikaji lebih dalam oleh para pakar untuk menemukan jawaban terkait asal-usul dan fungsinya.
“Inilah yang kita harapkan tentang apa yang bisa kita lakukan untuk memberikan jawaban. Jawaban itu bisa kita dapat dengan cepat dan bisa kita dapat dengan tidak cepat,” ujar Fadli dalam Diskusi “Melihat Kembali Nilai-Nilai Penting Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang: Suatu Upaya Pelestarian Cagar Budaya Berkelanjutan” yang digelar di Jakarta, Selasa (11/2).
Menteri Kebudayaan tersebut meyakini bahwa Gunung Padang merupakan buatan manusia. Selain itu, ia menyoroti bahwa Indonesia memiliki peradaban yang sangat tua, mengingat 50-60 persen fosil Homo erectus ditemukan di wilayah Indonesia.
“Saya sebagai orang awam, sudah jelas Gunung Padang ini buatan manusia. Itu sudah pasti susunan-susunannya. Tinggal mencari tahu untuk apa tempat itu sebenarnya, kapan dibuat, dan berbagai pertanyaan lainnya,” jelasnya.
Sebagai informasi, Gunung Padang merupakan situs megalitikum berbentuk punden berundak yang menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Fadli Zon menyebutkan bahwa penelitian terkait situs ini masih berada dalam tahap awal dan membutuhkan kajian lebih lanjut yang melibatkan kolaborasi antar kementerian, lembaga, serta para pakar dari dalam dan luar negeri.
“Termasuk jika diperlukan mengundang ahli-ahli dari luar yang ingin riset situs megalitik Gunung Padang,” katanya.
Menurutnya, riset dan pelestarian situs ini akan memperkuat identitas budaya Indonesia yang dikenal memiliki warisan budaya yang kaya. Ia berharap, melalui diskusi ini dapat ditemukan strategi intervensi yang lebih komprehensif.
“Pasal 32 UUD 1945 menyatakan bahwa negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan kebudayaannya masing-masing,” pungkasnya.[KC/15/Zahra]***
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.