CIANJUR– Insiden dugaan keracunan makanan kembali menghebohkan dunia pendidikan di Cianjur. Kali ini, sebanyak 38 siswa dari MAN 1 Cianjur mengalami keluhan kesehatan usai menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan di sekolah. Peristiwa ini terjadi pada Senin (21/4) sore dan membuat para siswa harus mendapat penanganan medis serius.
Gejala yang dialami para siswa umumnya berupa mual, muntah, pusing, dan sebagian bahkan diare. Para korban awalnya dibawa ke puskesmas terdekat, namun karena kondisi mereka yang membutuhkan perawatan intensif, akhirnya dirujuk ke RSUD Sayang Cianjur dan RS Bhayangkara.
“Seluruh siswa yang terdampak berasal dari MAN 1 Cianjur. Mereka mulai merasakan gejala sekitar pukul lima sore,” ujar Frida Laila Yahya, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur.
Menanggapi kejadian ini, Dinas Kesehatan bergerak cepat dengan menerjunkan tim ke lokasi sekolah serta dapur umum penyedia makanan MBG untuk melakukan pengecekan. Sampel makanan serta muntahan siswa telah diambil guna diuji di laboratorium. Namun hingga kini, belum bisa dipastikan apakah MBG merupakan penyebab utama.
“Kami belum bisa menyimpulkan apakah makanan yang dikonsumsi di sekolah merupakan sumber pasti keracunan. Proses investigasi masih berjalan,” jelas Frida.
Sementara itu, Bupati Cianjur Wahyu Ferdian turut menunjukkan kepeduliannya dengan mengunjungi para siswa yang dirawat di IGD RSUD Sayang. Ia mengaku prihatin atas musibah yang menimpa para pelajar tersebut.
“Ini sangat memprihatinkan. Anak-anak seharusnya menikmati masa belajar, bukan malah sakit seperti ini. Kami telah menginstruksikan jajaran kesehatan dan sekolah untuk sigap menangani situasi ini,” ucap Wahyu kepada awak media.
Pemerintah daerah juga mendorong pihak sekolah untuk segera mendata seluruh siswa yang menunjukkan gejala serupa, karena jumlah korban kemungkinan masih bisa bertambah.
Upaya identifikasi penyebab keracunan kini menjadi fokus utama. Dinas Kesehatan memastikan bahwa proses pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, termasuk menelusuri kemungkinan kontaminasi bahan makanan maupun kelalaian dalam pengolahan. [KC.09]***
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.